Kamis, 31 Desember 2015

TAHUN BARU 2016 DAN MAULID NABI
Oleh Ustadz Muhammad Ra’idi bin Idris bin Ismail bin ya’qub Al-Danawie
الحمد لله الذي انعم علينا بالايمان والاسلام وجعلنا بهما السّعداء فى الدّنيا والدّار السّلام. اشهد ان لا اله الاالله وحده لا شريك له الملك القوس السّلام. واشهد ان محمّدا عبده ورسوله صاحب الشّفاعة والمقام. اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمّد واله واصحابه الّذين الدّاعين الى سبيل ربّهم دين الاسلام . امّا بعد. فيا عباد الله ااتّقوا الله حقّ تقاته ولا تموتنّ الا وانتم مسلمون.
Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.
Banyak sekali bahkan tidak terhitung nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita sekalian, di antaranya adalah nikmat iman. Nikmat Allah yang satu ini adalah nikmat yang paling besar dan paling mulia dibanding dengan nikmat-nikmat Allah yang lain yang telah dikaruniakan kepada kita. Oleh karena itu marilah kita syukuri nikmat iman ini dengan meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan takwa yang sebaik-baiknya. Kita tunaikan segala perintah-Nya dan kita jauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.
Kini kita semua telah melewati tahun {2015}. dan kita  memasuki tahun baru {2016} Ini menunjukkan bahwa usia kita akan bertambah satu tahun lagi. Akan tetapi bertambahnya usia, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, menunjukkan pula bahwa jatah hidup kita makin berkurang hingga ajal kita datang.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Manakala ajal kita sudah datang, berapa pun usia kita, kendatipun masih muda, maka tidak bisa ditawar-tawar lagi, kematian pasti terjadi sesuai dengan ajal /batas waktu yang telah ditentukan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surah Al A'rof 34
فاذا جاء اجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون .

Arinya: "Maka apabila ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat mengundurkan dan memajukan sesaat pun."
Oleh karena itu kita sebagai orang-orang beriman kepada Allah dan hari akhir, di saat-saat pergantian tahun, baik tahun masehi maupun tahun hijriyah, seyogyanya kita berintrospeksi. Apakah tahun-tahun yang telah kita lalui itu banyak diisi dengan amal-amal saleh atau tidak. Jika banyak diisi dengan amal-amal saleh, maka kita termasuk orang-orang yang beruntung, sebaliknya jika banyak diisi dengan amal-amal negatif dan maksiat, ataupun dilewatkan begitu saja karena malas, maka kita termasukorang-orang yang merugi dan orang-orang yang menjadi korban waktu. Dengan demikian kita hendaknya prihatin dan bersedih hati.
Kaum muslimin sidang jum'at rahimakumullah.
Tahun 2015 yang penuh suka dan duka yang membawa keberuntungan dan kerugian bagi kita akan telah berakhir  dan meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Untuk selanjutnya kita menghadapi tahun baru {2016}. Tahun baru 2016 sama dengan tahun 2015, tegasnya bisa menguntungkan dan bisa merugikan kita lagi, tergantung sikap dan perilaku kita dalam menghadapinya. Oleh karena itu marilah kita hadapi dan kita sambut tahun masehi berikutnya dengan peningkatan-peningkatan amal saleh dan kita sambut dengan banyak bertaubat. Banyak sekali ayat-ayat Al Quran yang memerintahkan kita untuk bertaubat, di antaranya QS Al Tahrim: 8
يا ايّها الّذين امنوا توبوا اِلى الله تَوْبَة نَصُوْحًا.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan benar-benar bertaubat."
وتوبوا الى الله جميعا ايها المؤمنون لعلكم تفلحون.

Artinya: "Bertaubatlah kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kalian beruntung." QS. Al Nur: 31
Kaum muslimin jama'ah jum'at rahimakumullah
Sebesar apapun dosa kita dan sebanyak apapun maksiat yang telah kita lakukan, asalkan kita bertaubat dengan taubat yang bersungguh-sungguh dan taubat yang penuh penyesalan, serta banyak mohon ampun kepada Allah SWT, Insya Allah, Allah SWT akan menerima taubat kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita, karena Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun. Ada satu keterangan bahwa Allah Maha menerima taubat seseorang selagi belum meninggal dunia, walaupun taubat dan penyesalannya dilakukan pada saat menjelang kematiannya, sebagaimana telah diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khottob, ia berkata: Saya menengok bersama Rasulullah saw. salah seorang sahabat Anshar, saat itu ia sedang sakratulmaut, lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya: Bertaubatlah kepada allah. Akan tetapi lisannya sudah tidak bisa mengucapkan apa-apa, namun kedua matanya diarahkannya ke langit, lalu Rasulullah saw. tersenyum. Pada saat itu saya {Umar}berkata; Ya Rasulullah apa yang membuat tuan tersenyum? Rasulullah saw. bersabda: Bahwasanya orang sakit ini tidak bisa bertaubat dengan lisannya. Ia hanya bisa mengarahkan pandangannya ke langit, di mana hatinya penuh dengan penyesalan. Saat itu Allah SWT berfirman: Hai Malaikat-Ku, sesungguhnya hambaku ini tak bisa bertaubat dengan lisannya, ia hanya bisa bertaubat dan menyesal dalam hatinya, maka tidaklah Kusia-siakan taubat dan penyesalannya. Saksikanlah sesungguhnya Aku telah mengampuninya.
Kaum muslimin sidang jama'ah jum'at rahimakumullah.
Sekalipun ada keterangan seperti itu, namun kita tidak diperbolehkan merencanakan bahwa taubat kita nanti saja apabila kita sudah tua dan mau meninggal dunia, karena belum pasti usia kita sampai masa tua dan kita tidak tahu pasti kapan kita meninggal dunia. Mungkin saja kematian kita mendadak dan kita belum sempat bertaubat. Kalau begitu celakalah kita, na'udzubillah mindzalik. Oleh karena itu, 'AJJILUU BITTAUBATI QABLALMAUUT, Marilah kita segera bertaubat dari mulai sekarang, janganlah menunda-nunda waktu, sebab waktu-waktu yang akan datang belum tentu kita lalui dan kita maki.
Kaum muslimin jama'ah jum'at rahimakumullah.
Orang bertaubat itu ada cara-caranya dan ada ciri-cirinya. Ba'dul Hukama' menjelaskan bahwa ciri-ciri orang bertaubat itu ada empat macam, yaitu:
1. Mengekang lisan dari ucapan-ucapan yang berlebih-lebihan: ghibah, adu domba dan dusta.
2. Lenyapnya sifat hasud dalam hati dan merasa tidak punya musuh di masyarakat.
3. Menghindari diri dari bergaul dengan kawan-kawan penjahat.
4. Bersiap-siap diri menghadapi maut, penuh penyesalan atas dosanya, memohon ampun dari dosa-dosa terdahulu dan benar-benar taat beribadah kepada Allah SWT.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Allah SWT sendiri lebih dahulu menjelaskan tentang ciri-ciri orang bertaubat, sebagaimana termaktub dalam Al Quran surah Ali Imran : 135

والذين اذا فعلوا فاحشة او ظلموا انفسهم ذكروا الله فا ستغفَروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب الا الله ولم يُصِرًّوا على ما فعلوا وهم يعلمون.

Artinya:"Dan orang-orang yang apabila berbuat keji atau menganiaya diri, maka mereka segera ingat kepada Allah, lalu mereka segera beristigfar kepada-Nya atas dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang mengampuni kalau bukan Allah ? Lalu mereka tidak melanjutkan perbuatan keji mereka, karena mereka tahu pasti { mengenai akibatnya }".

Kaum muslimin rahimakumullah.
Apabila kita mampu bertaubat dengan cara-cara dan ciri-ciri seperti itu, maka menunjukkan bahwa kita benar-benar menjadi orang-orang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang akan memperoleh balasan berupa ampunan dan surga. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran : 136

اولئك جزاءهم مغفرة من ربهم و جنات تجري من تحتها الانهار خالدين فيها ونعم اجر العاملين.

Artinya : "Mereka itulah yang layak mendapat balasan berupa ampunan dan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal."
Kaum muslimin yang berbahagia.
Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah SWT, semoga kita terus-menerus memperoleh curahan rahmat dan hidayah dari Allah SWT sehingga kita menjadi orang-orang yang sadar. Sadar bahwa kita banyak berlumuran dosa, lalu kita pun sadar untuk bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT.


اللهم اجعلنا واياكم من اهل السعادات ووفقنا لما تحب وترضى فى جميع الاوقات اعوذ با لله من الشيطان االرجيم والعصر ان الاتسان لفى خسر الا الذين امنوا وعملوا الصلحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين.

Minggu, 20 Desember 2015



HARI BAIK DAN NAHAS
MENURUT IMAM SAYYID JA’FAR ASH-SHADIQ


Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian,hai ahlul bait,dan menyucikan kalian suci sesucinya. (Q.S. Al-azhab: 33)
Katakanlah, 'Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluargaku'.dan siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan baginya kebaikan atas kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah lagi Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri"(Q.S As-Syura:23)
"Sesungguhnya Aku telah tinggalkan dua pusaka berharga untuk kalian ; Kitab Allah dan Itrah, Ahlulbaytku. Selama berpegang pada keduanya, kalian tidak akan terpisah hingga menjumpaiku di Telaga Kausar kelak pada hari kiamat."(H.R. Sahih Muslim,jil7 hal.22;Mustadrak Hakim, Jilid 3,hal.109,147,533 dan kitab-kitab induk yang lain)

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan, maka sebaiknya kita memilih hari yang baik dan tepat untuk melakukan aktivitas. Misalnya akad pernikahan, memulai usaha, memulai membangun rumah, melakukan kontrak kerja, pindah rumah, bepergian dan lainnya. Karena hari-hari itu tidak sama nilainya, ada yang baik untuk aktivitas tertentu dan tidak baik untuk aktivitas yang lain, dan ada juga hari yang nahas (sial) sepanjang hari.
Allah swt berfirman: “Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan.” (Fushshilat/41: 16)
“Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus.” (Al-Qamar/54: 19).
Tentang hari-hari pilihan, Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Hindarilah melakukan safar (bepergian) pada hari ketiga, keempat, ke 21 dan ke 25 setiap bulan, karena hari-hari itu adalah hari nahas.” (Makarimul Akhlaq: 424)


Beliau juga mengatakan:
Tanggal 1 : Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok tanam, dan bepergian.
Tanggal 2 : Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.
Tanggal 3 : Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan
Tanggal 4 : Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian.
Tanggal 5 : Buruk dan na’as.
Tanggal 6 : Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.
Tanggal 7 : Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan rencana usaha.
Tanggal 8 : Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.
Tanggal 9 : Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya.
Tanggal 10 : Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.
Tanggal 11 : Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.
Tanggal 12 : Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah insya Allah tercapai.
Tanggal 13 : Sepanjang hari ini na’as, maka waspadalah dalam seluruh urusan.
Tanggal 14 : Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha.
Tanggal 15 : Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda, insya Allah tercapai.
Tanggal 16 : Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.
Tanggal 17 : Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli, bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu hajat, insya Allah tercapai.
Tanggal 18 : Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan dengan kekuasaan Allah swt.
Tanggal 19 : Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan pada hari ini ia akan diberkahi.
Tanggal 20 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.
Tanggal 21 : Hari na’as sepanjang hari.
Tanggal 22 :Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan bersedekah.
Tanggal 23 :Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan mendatangi penguasa.
Tanggal 24 : Hari na’as dan tercela.
Tanggal 25 : Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu.
Tanggal 26 : Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian; hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.
Tanggal 27 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang diinginkan, dan mendatangi penguasa.
Tanggal 28 : Berimbang antara baik dan buruk.
Tanggal 29 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat orang yang sakit pada hari ini akan cepat sembuh; orang yang bepergian pada hari ini hartanya akan terkena musibah,dan orang yang lari akan kembali.
Tanggal 30 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.
Perhitungan Hari-Hari ini dan perubahan hari atau tanggal hendaknya didasarkan pada Kalender Hijriyah dengan perhitungan (hisab) yang benar.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Jika terpaksa melakukan aktivitas pada hari nahas atau hari yang tidak baik, maka hendaknya bersedekah sebelum melakukan aktivitas dan membaca doa penolak bala’

Sabtu, 19 Desember 2015

MANAKIB
AS SAYYID MUHAMMAD ALAWI
 AL MALIKI AL HASANI


Prof.Dr. As Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani; Pakar Hadits & Benteng Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dari Makkah Al Mukarramah
19 Agustus 2010 pukul 19:22
MENGENANG jasa baik dan keshalihan seseorang merupakan ibadah. Orang yang tak mengenangnya bukan dikatagorikan orang baik. Karena ia tidak bisa berbalas budi kepada orang lain.
Bagaikan kisah diputar ulang, tepatnya Jumat 15 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 M, Makkah dan dunia Islam menangis karena tersiar berita bahwa seorang ulama besar As Sayyid Mohammad 'Alawi Al-Maliki, wafat. Beliau meninggal sekitar pukul 6 pagi (Waktu Mekkah) atau jam10.00 WIB di salah satu rumah sakit di Makkah , setelah beberapa jam berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak.Sebelum menghembuskan nafas terakhir masih menunaikan shalat subuh di kediamannya.

Jasa beliau yang besar terhadap Islam tidak bisa dilupakan. Tahun demi tahun berlalu, dan ingatan kita pasti menyertainya terutama di bulan yang penuh rahmah ini. Kita tidak bisa lupa kepada beliau. Ingatan kita kepada beliau sudah menjadi kebutuhan, ibarat kita butuh makan, butuh minum, butuh menghirup udara segar, butuh tidur, butuh istirahat, butuh senyum, butuh salam, butuh menyayangi dan disayangi.
Ketika jenazah Sayid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan sejumlah warga asing yang muqim di Makkah banyak yang menangis dan histeris. Sementara toko-toko di sekitar Masjidul Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita.
Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman Ma'la di Mekkah, berdekatan dengan makam Sayidatina Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Harian Arab Saudi Okaz sengaja mengetengahkan tiga halaman suratkabarnya untuk memuat kegiatan, aktivitas, dan biografi almarhum.Umat Islam sangat kehilangan tokoh dan ulama besar yang masih keturunan Rasulullah dari garis keturunan Sayyidna Hasan bin Ali/ Fathimatuz Zahra.

Biografi Singkat
Kelahiran Beliau
Al 'Allamah Al Muhaddits Al Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid 'Alawi ibn Sayyid 'Abbas ibn Sayyid 'Abdul 'Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy'ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Bab As-salam. Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa'id Yamani, dan lain-lain.Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami' al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya'uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya.
Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama'ah, seorang 'alim kontemporer dalam ilmu hadits, 'alim mufassir (penafsir) Qur'an, Fiqh, doktrin ('aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah). Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang 'aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah. Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain.

Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul "Hadist al-Jumah". Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da'wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.

Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.

Dalam meneruskan perjuangan ayahandanya, Sayyid Muhammad sebelumnya mendapatkan sedikit kesulitan karena beliau merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah melanjutkan studi dan ta'limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihannya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidil Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta'lim dan pondok di rumah beliau. Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjidil haram atau di rumah tidak bertumpu pada ilmu tertentu seperti di Universitas, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan mencicipi apa yang diberikan Sayyid Muhammad
Maka dari itu beliau selalu menitik beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya, beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di Indonesia, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad al Maliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit yang masuk ke dalam pemerintahan.

Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama. Sayyid Muhammad al Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih- lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.

Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku, baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan memecahkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang benar bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan.

Sayyid Muhammad tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta'lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Qur'an dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, mereka sangat pandai, di samping menguasai bahasa Arab, mereka juga menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan pegangan dan referensi di negara-negara mereka.
Pada akhir hayat beliau saat terjadi insiden teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syekh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti "Hiwar Fikri" di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 DhulQo'idah 1424 H dengan judul "Al-qhuluw wal I'tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah", di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist (keras). Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul "Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama". Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da'wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas. Pada tg 11/11/1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da'wah.

Di samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau juga seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara.

Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh 'rumah Najd' dan dituduh sebagai "seorang yang sesat". Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf. Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi "United Nations" (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dari para 'Ulama.

Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka mem-peti es-kan sang 'alim kontemporer' yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau. Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul untuk dijadikan tandingan mereka. Dengan sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini. Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam perdebatan saat kaum jahil yang mengandalkan ijtihad pribadi mulai meracuni pemikiran umat Islam.

Beliau Wafat

Jumat 15 Ramadhan, Makkah dan dunia Islam menangis. Setelah azan subuh dikumandangkan dan sholat subuh didirikan di Masjidil Haram- Makkah, tersiarlah berita bahwa Sayyid Mohammad bin Alwi Almaliki, wafat. Beliau meninggal sekitar pukul 6 pagi di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam saja berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak. Berita itu membuat cukup kabut keluarga, murid-muridnya, dan masyarakat Makkah yang tengah menunggu kepulihan kembali kesehatan beliau. Tapi sebaliknya berita yang didengar adalah wafatnya beliau. Ini benar-benar yang membuat mereka menjadi kalang kabut.

Begitu mendengar berita duka dari mulut ke mulut, ribuan masyarakat pencinta beliau panik. Mereka kalang-kabut dan berbondong-bondong menyerbu rumah kediaman beliau untuk menyaksikan kebenaran wafatnya beliau yang secara mendadak. Karena mereka hampir tidak percaya dengan berita itu. Suasana pun tambah panik lagi pagi itu setelah jasad Almarhum dibawa dari rumah sakit ke rumah beliau.
Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung. Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju kampung al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia.

Beberapa jam sebelum kepulangan beliau ke rahmatullah, tidak sedikit masyarakat dan santri datang seperti biasa ke rumahnya di kampung Rashifah Makkah untuk mendengarkan wejangan dan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih. Mereka semua mendunggu ceramah dan nafahat ramadhaniyah khususnya ceramah tentang perang Badar yang dijanjikan beliau akan diutarakannya pada pertengahan bulan yang suci Ramadhan.

Akan tetapi Allah telah merencanakan kematian beliau di hari itu yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Pada saat itu Sayyid Mohammad bin Alwi al Maliki mendapatkan serangan jantung secara mendadak dan segera dibawa kerumah sakit. Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang dalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat hari Jumat 15 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping makam istri Rasulallah Saw. Khadijah binti Khuailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini.

Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan 'aza'. Dan di hari terakhir 'Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan... selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali.

Murid Beliau di Indonesia
Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, alias gratis.

Menurut Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff
yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi.

Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.
Dan masih banyak lagi murid-murid beliau dari Indonesia yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu.

Karya-karya Beliau:
a. Aqidah
Mafahim Yajib 'an Tusahhah (read online)
Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nusus
Al-Tahzir min al-Takfir
Huwa Allah
Qul Hazihi Sabeeli
Sharh 'Aqidat al-'Awam

b. Tafsir
Zubdat al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an
Wa Huwa bi al-Ufuq al-'A'la
Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ulum al-Quran
Hawl Khasa'is al-Quran

c. Hadits
Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ilm Mustalah al-Hadith
Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik

d. Sirah
Muhammad(Sall Allahu 'Alayhi Wa Sallam) al-Insan al-Kamil
Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
'Urf al-T 'arif bi al-Mawlid al-Sharif
Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M'iraj Khayr al-Bariyyah
Al-Zakha'ir al-Muhammadiyyah
Zikriyat wa Munasabat
Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra

e. Ushul
Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari'ah al-Islamiyyah

f. Fiqh
Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa 'Alamiyyatuha
Labbayk Allahumma Labbayk
Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shar'iyyah wa al-Bid'iyyah
Shifa' al-Fu'ad bi Ziyarat Khayr al-'Ibad
Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf

g. Tasawwuf
Shawariq al-Anwar min Ad'iyat al-Sadah al-Akhyar
Abwab al-Faraj
Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
Al-Husun al-Mani'ah
Mukhtasar Shawariq al-Anwar

h. Lain-lain
Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Kota Mekah)
Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-'Asabiyyah (Study of Orientalism)
Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sports in Islam)
Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da'wah ila Allah (Methods of Dawah)
Ma La 'Aynun Ra'at (Description of Paradise)
Nizam al-Usrah fi al-Islam (Islam and Family)
Al-Muslimun Bayn al-Waqi' wa al-Tajribah (Contemporary Muslim world)
Kashf al-Ghumma (Virtues of helping fellow Muslims)
Al-Dawah al-Islahiyyah (Call for Reform)
Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Collection of speeches)
Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Superiority of the Muslim Ummah)
Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Prophetic methods of education)
Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Set of Grandfather's Ijazahs)
Al-'Uqud al-Lu'luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Set of father's Ijazahs)
Al-Tali' al-Sa'id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Set of Ijazahs)
Al-'Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Set of Ijazahs)

D atas merupakan daftar karya beliau yang telah dipublikasikan. Masih banyak lagi karya-karya beliau yang belum dicetak/dipublikasikan. Diantaranya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing.





Al Allamah Al Muhaddits As Sayid Prof. Dr. Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani (Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Pakar Hadits Abad 20-21 dari Makkah Al Mukarramah) dan Al Habib Umar bin Hafizh dari Yaman


Manakib Almusnid Dunya 
 Syekh Muhammad Yasin bin Isa
 Al-Fadani
Putra bangsa ini berkiprah dan banyak dihormati oleh para cendekiawan Muslim sedunia. Ialah Syekh Yasin al-Fadani, pria berdarah Sumatra Barat yang lahir di Makkah dan menjadi ahli fikih dan muhadis terkemuka pada abad ini.

Ulama ini bahkan mendapatkan gelar Almusnid Dunya atau yang berarti ulama ahli musnad dunia dalam keahliannya di bidang ilmu periwayatan hadis. 

Namanya sangat terkenal, terutama bagi kalangan pelajar Indonesia yang menimba ilmu di Makkah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan ijazah sanad hadis darinya.

Lahir di Makkah pada 1916, pria yang mempunyai nama lengkap Abu al-Faidh' Alam ad-Diin Muhammad Yasin bin Isa al-Padani ini telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. 

Ketika remaja, ia mampu mengungguli rekan-rekannya dalam hal penguasaan ilmu agama, terutama di bidang hadis dan fikih yang membuat para gurunya kagum terhadapnya.
Ini membuat orang tuanya, Syekh Muhammad Isa bin Udiq al-Fadani dan Maimunah binti Abdullah Fadani, sangat bangga.

Selain berguru langsung pada kedua orang tua yang ahli agama ini, ia juga banyak belajar dari pamannya sendiri, yaitu Syekh Mahmud Engku Hitam al-Fadani. 

Guru-gurunya yang lain, yang banyak memengaruhi pendidikannya adalah Syekh Muhktar Usman, Syekh Hasan al-Masysath,
Habib Muhsin bin Ali al-Musawa, dan banyak lagi ulama terkemuka lainnya di ash-Shautiyyah, lembaga pendidikan tempatnya mengabdi.

Sekitar 1934, terjadi sebuah konflik. Direktur Ash-Shautiyyah telah menyinggung beberapa pelajar asal Asia Tenggara, terutama dari Indonesia, maka Syekh Yasin mengemukakan ide untuk mendirikanMadrasah Darul Ulum di Makkah. 

Niat untuk menunjukkan rasa nasionalisme pada bangsanya ini membuat para pelajar Ash-Shautiyyah berbondong-bondong pindah ke Madrasah Darul Ulum, padahal madrasah tersebut masih baru.

Syekh Yasin kemudian menjabat sebagai wakil direktur Madrasah Darul Ulum Makkah, selain masih mengajar di berbagai tempat, terutama di Masjidil Haram. Materi-materi yang disampaikan mendapat sambutan yang luar biasa, terutama dari para pelajar asal Asia Tenggara.

Satu hal yang menarik dari sosoknya adalah kesederhanaannya. Meski ia adalah ulama terkemuka yang kecerdasannya diakui dunia, ia tak segan untuk keluar masuk pasar sendiri berbelanja kemudian memikul barang-barangnya sendiri. 

Ia sering terlihat mengenakan kaus oblong dengan sarung sambil nongkrong di warung teh dengan menghisap shisha, semacam rokok arab yang menjadi kesukaannya.

Rumahnya pun tak pernah sepi dari kunjungan para cendekiawan dari seluruh penjuru dunia. Apalagi, ketika tiba musim haji karena ia sering mengundang ulama dunia ke rumahnya untuk berdiskusi mengenai perkembangan dunia islam. Bahkan, Gus Dur pun pernah singgah di rumahnya.

Karya-karya yang telah ditelurkannya pun ada lebih dari 100 judul kitab. Semua hasil karyanya tersebut tersebar dan menjadi rujukan lembaga-lembaga Islam, pondok pesantren, baik itu di Makkah maupun di Asia Tenggara. 

Susunan bahasa yang tinggi dan sistematis serta isinya yang padat menjadikan karya Syekh Yasin banyak digunakan oleh para ulama dan pelajar sebagai sumber referensi. 

Antara lain, Fathul 'allam Syarah dari kitab Hadist Bulughul Maram, Ad Durr al-Madhud fi Syarah Sunan Abu Dawud, Nail al-Ma'mul Hasyiah 'Ala Lubb al-Ushul Fiqh, al-Fawaid al-Janiyah 'Ala Qawaidhul Fiqihiyyah, dan banyak lagi.

Paling tidak, ia telah menulis sembilan buku tentang ilmu hadis, 25 buku tentang ilmu dan ushul fikih, serta 36 buku tentang ilmu falak.
Kitabnya yang paling terkenal adalah al-Fawaid al-Janiyyah yang menjadi materi silabus dalam mata kuliah ushul fikih di Fakultas Syariah Al-Azhar Kaherah Mesir.

Syekh Yasin al-Fadani banyak menuai pujian, baik oleh para ulama maupun para gurunya. Salah satunya adalah seorang ulama hadis bernama Sayyid Abdul Aziz al-Qumari yang menjuluki Syekh Yasin sebagai ulama kebanggaan Haromain (Makkah dan Madinah).

Ulama besar lain yang berasal dari Hadramaut, Yaman, yaitu al-Allamah Habib al-Segaf bin Muhammad Assegaf, juga sangat kagum dengan keluasan keilmuannya hingga ia memberikan sebutan Sayuthiyyu Zamanihi, yang artinya Imam al-Hafid Assayuthy pada zamannya.

Syekh Yasin juga sering mengadakan kunjungan-kunjungan ke berbagai negara, termasuk Indonesia yang merupakan asal dari nenek moyangnya. 

Hingga akhirnya, ia meninggal pada 1990. Meski ia telah tiada, ilmunya terus dipakai sebagai rujukan dan selalu berkembang di semua lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia.

Selasa, 08 Desember 2015

MANAQIB KH. MAHFUDZ AMIN

MUASIS DAN PENGASUH PERTAMA

PONDOK PESANTREN IBNUL AMIN PAMANGKIH


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب االعالمين حمدا يوافى نعمه ويكافىء مزيده ويضاهى كرمه واشهد ان لا اله الا الله الملك الحق المبين واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله النورالمحزون والسرالمصون اللهم فصل وسلم عليه وعلى سائرالانبياء المرسلين وعلى آلهم وصحبهم اجمعين كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكره الغافلون وبعد يقول الله تعالى الا ان اولياءالله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذين آمنواوكانوا يتقون لهم البشرى فى حياة الدنيا وفى الأخرة لا تبديل لكلمات  الله ذلك هو الفوزالعظيم ويقول عز من قائل ان الذين قالوا ربناالله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملآئكة الاّ تخافوا ولا تحزنوا وابشروا بالجنة التى كنتم توعدون نحن اولياؤكم فى الحياة الدنيا وفى الاخرة ولكم فيها ما تشتهى انفسكم ولكم فيها ما توعدون نزلا من غفور رحيم. 
وفى الحديث القدس : من عادى لى وليا فقد آذنته بالحرب وما تقرب الىّ عبدى بشئ مما افترضت عليه ولا يزال عبدى يتقرب الىّ بالنوافل حتى احبه فاذا احببته كنت سمعه الذى يسمع به وبصره الذى يبصر به ويده التى يبطش بها ورجله التى يمشى عليها ولئن سألنى لأعطينّه ولئن استعاذنى لأعيذنه      الحديث.  

Para hadirin yang kami hormati

     Izinkanlah kami membacakan manaqib / riwayat hidup dari Ayahnda KH. Mahfudz Amin pendiri sekaligus pengasuh pertama pondok pesantren IbnulAmin ini.
Barangkali dari sekian banyak kebaikan dan keelokan pribadi beliau mudah - mudahan dapat kita teladani, kita jaga apa yang telah beliau tinggalkan dan kita teruskan cita-cita perjuangannya sampai kapan saja dan dimna saja kita berada.

     KH. Mahfudz Amin bin Tuan Guru HM. Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin adalah putra pertama dari sembilan bersaudara, pasangan Tuan Guru HM. Ramli dan Hj. Sabariah. Beliau dilahirkan di Pamangkih pada malam selasa tanggal 23 rajab 1332 H bertepatan tahun 1914 M di rumah orang tuanya. Beliau diasuh dan dibesarkan  langsung di bawah pengawasan kedua orang tua beliau sehingga menjadi orang yang mulia dan berjasa di tengah-tengah kehidupan.

Pendidikan Beliau

     Almarhum pertama kali dididik dan dibesarkan di tengah – tengah keluarga yang taat beragama, sebab orang tua beliau yang bernama H. Muhammad Ramli adalah ulama berpengaruh dan dikenal mempunyai ilmu agama yang dalam. Tidak heran kalau di Pamangkih, orang tua dari Tuan Guru HM. Ramli yaitu Tuan Guru H. Muhammad Amin dikenal dengan sebutan Tuan Guru Besar, sedangkan Tuan Guru HM Ramli dikenal dengan julukan Tuan Guru Tuha, karena di tangan beliaulah kata putus dalam berbagai persoalan, baik yang menyangkut bidang agama maupun problem sosial kemasyarakatan lainya.
Dalam usia 6 tahun, almarhum sudah selesai belajar Al Qur’an tahap pertama, di bawah pengajaran langsung orang tua beliau. Pendidikan formal beliau tempuh di Volk School selama tiga tahun di Pamangkih yang kemudian dilanjutkan Vervolk School selama dua tahun di Desa Banua Kupang. Selain itu beliau tidak pernah belajar di sekolah formal lainnya. Untuk selanjutnya beliau menempuh pendidikan non formal berupa pengajian agama yang diberikan oleh orang tua beliau sendiri di samping mengikuti pengajian dengan Tuan Guru H. Hasbullah bin H. Abdurrahim di dekat Masjid Jami Pamangkih. Selain itu beliau juga belajar dengan Tuan Guru H. Muhammad Ali Bayanan dan Tuan Guru H. Muchtar di Desa Negara Kab. Hulu Sungai Selatan. 

Berangkat ke Tanah Suci


Pada tahun 1938 M, saat berusia 24 tahun sesudah  beliau menikah dengan seorang perempuan yang bernama Saudah, puteri dari tuan guru H.M Arsyad di Desa Kali Baru Kec. Batu Benawa Kab. HST. Pada tahun itulah oleh mertua beliau, Mahfudz Amin beserta isteri  diberangkatkan  ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji seraya memperdalam ilmu pengetahuan agama. Karena mertua beliau menilai bahwa Mahfud Amin mempunyai cita cita yang tinggi, bahkan pada waktu itu Mahfudz Amin dapat menjawab satu pertanyan dari beliau yang sebelumnya pertanyaan itu oleh mertua beliau tidak ditemukan jawabannya. Akan tetapi ketika pertanyaan itu dilontarkan kepada Mahfudz Amin pertanyaan itu dapat terjawab dengan benar dan sangat memuaskan. Selama belajar dan menuntut limu di Makkah, guru - guru  beliau antara lain:

العالم العلامة الشيخ محمد ياسين بن عيسى الفادانى
العالم العلامة الشيخ عبد القادر بن عبد المطلب المندلى
العالم العلامة الشيخ ابو بكر بن سليمان جكرتا
العالم العلامة الشيخ محمد احيد بن ادريس البغورى
العالم العلامة الشيخ عبد الخالق فيراك ملزيا
العالم العلامة الشيخ السيد علوى بن عباس الملكى
العالم العلامة الشيخ السيد محمد أمين الكتبى
العالم العلامة الشيخ حسن محمد المشاط
العالم العلامة الشيخ مختار امفانن
العالم العلامة الشيخ عبد الجليل المقدسي
العالم العلامة الشيخ أنع شعرانى بن محمد عارف البنجرى
العالم العلامة الشيخ نوح كلانتان ملزيا
العالم العلامة الشيخ عبد الرحيم كلانتان ملزيا
Dan yang lain-lainnya yang tidak disebutkan disini.

 

Kembali ke Kampung Halaman


Setelah tiga tahun menimba ilmu pengetahuan di tanah suci, beliau pulang ke tanah air dan tepat pada tanggal 8 Oktober 1941 tiba kembali di kampung kelahirannya. Sejak saat itu beliau mulai mengajar agama sambil terus belajar di samping aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Membangun Pesantren


Setelah hampir 20 tahun berkecimpung di masyarakat, bermacam pengetahuan dan pengalaman telah diperoleh, pahit manisnya kehidupan telah dilalui, namun cita-cita ingin menyebarkan dan meninggikan agama Allah tidak pernah pudar hingga pada tahun 1958, fajar cita-cita yang diidamkan mulai terbit bersinar di Desa Pamangkih. Lembaran-lembaran kitab kuning yang mulai sirna kembali cerah dengan berdirinya sebuah Pondok Pesantren yang bernama  “Ibnul Amin", nama ini diambil dari nama kakek beliau yang bernama Tuan Guru H.M Amin. Disamping sebagai tafaulan ( kesan yang baik ) dari makna Al Amin itu sendiri yaitu jujur dan dipercaya, dengan harapan mudah-mudahan generasi yang dididik di Ibnul Amin menjadi generasi yang  jujur dan dipercaya. Ada beberapa hal yang mendorong KH. Mahfuz Amin membangun Pondok Pesantren ini, diantaranya wasiat dari orang tua beliau sendiri ( Tuan Guru H.M. Ramli ) di mana kata beliau yang sering ditirukan oleh KH. Mahfuz Amin “Ikam di dalam menghadapi pelajaran agama apalagi kuncut pada aku, sama aku haja jangan. Ikam harus bafikir bagaimana caranya agar pelajaran agama lebih maju dari pada yang sudah ada sekarang ini.” Yang kedua, wasiat dari guru beliau yaitu KH. Abu Bakar bin Sulaiman Tambun Jakarta, ketika beliau berkunjung dan bersilaturrahmi ke Desa Pamangkih dan beliau melihat masih banyak lahan  yang kosong, maka dengan tegas KH. Abu Bakar bin Sulaiman berkata agar supaya dibangun  pondok sekalipun dengan seada-adanya atau sesederhana mungkin. Yang ketiga, pengalaman beliau ketika belajar di Makkah Al Mukarramah di mana beliau sering menerima masukan-masukan dan cerita tentang pondok pesantren dari teman-teman beliau yang berasal dari pulau Jawa dan Sumatera.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan keinginan dan saran-saran dari guru beliau tersebut dilaksanakanlah musyawarah bersama murid-murid beliau yang berjumlah 17 orang, sehingga dicapai kata sepakat agar cita-cita yang mulia ini segera terlaksana, maka sebagai modal awal telah disetujui masing-masing mengusahakan 5 balik padi  yang hasil penjualannya dibelikan bahan-bahan bangunan. Dengan modal tersebut dibangunlah 2 buah asrama yang sangat sederhana masing-masing berukuran 3,5 m x 15,5 m dengan kapasitas 6 kamar ditambah sebuah bangunan  kecil yang difungsikan sebagai dapur tempat santri memasak. Inilah cikal bakal pondok pesantren Ibnul Amin, dan alhamdulillah sebagian bangunan itu sampai sekarang masih dipertahankan keberadaannya dan Insya Allah akan kami lestarikan, sebagai tonggak sejarah awal berdirinya pondok pesantren Ibnul Amin ini. Dan bangunan dimaksud terdapat disebelah utara pesantren ini. Tidak lama berselang tersebarlah kabar keberadaan  pondok pesantren ini, sehingga para thalabah pun berdatangan yang  tentu saja mengharuskan pondok pesantren "Ibnul Amin “ menambah asrama  dan sarana-sarana yang lain sesuai dengan kebutuhan. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 1975 beliau juga membangun pondok pesantren putri untuk mencetak kader-kader muslimah  yang shalehah, karena pada masa itu beliau melihat betapa ketinggalannya kaum hawa dalam pendidikan agama, padahal peran mereka tak kalah pentingnya, sebab merekalah guru pertama dalam keluarga yang turut mewarnai kualitas generasi masa depan.

Keuletan beliau

Almarhum adalah sosok pribadi yang tidak pernah menyerah dalam berjuang, baik saat beliau menuntut ilmu maupun dalam tugas dakwah menyebarkan ilmu pengetahuan dan pikiran-pikirannya. Kelebihan beliau terletak pada ketekunan dan kerajinan dalam mengulang kaji sendiri (muthalaah) disamping sangat disiplin dengan waktu.
Walau di tengah kesibukan beliau dalam bekerja, karena tenaga dan waktu beliau hampir semua tercurah pada pembangunan dan memajukan pesantren yang beliau asuh, namun tidak berarti tertutup kesempatan menulis satu dua buah buku untuk menunjang pelajaran di pondok beliau. Terbukti ada tiga buah kitab hasil karya tulis beliau yang tidak asing lagi bagi santri, yaitu:
Pertama kitab Tashrif atau dikenal dengan istilah Tasrifan. Kitab yang satu ini adalah pelajaran pokok bagi santri pemula. Dan bentuknya sampai sekarang masih sesuai dengan aslinya.  
Kedua sebagai hasil karya tulis beliau adalah kitab yang diberi nama:
 مـخـتصر حل المعقود فى نظم المقصود
Ketiga hasil karya tulis beliau adalah bernama:  المحلولة فى مختصر المنهج الحمـيدية
Kitab ini adalah pelajaran tentang Ilmu Falaq yang beliau susun dan merupakan ringkasan dari kitab falaq yang besar. Beliau terkenal sangat ahli dalam ilmu yang satu ini, disamping diajarkan kepada santri banyak ulama yang belajar dan berguru untuk memperdalam ilmu falaq ini kepada beliau.
Semangat, keperdulian dan kesungguhan beliau didalam ikut mencerdaskan umat, jauh sebelum membangun pondok pesantren Ibnul Amin ini sudah beliau buktikan yaitu dengan keterlibatan dan andil beliau yang sangat besar terhadap pembangunan sekolah rakyat ( SR ) pada tahun 1951 didesa Pamangkih ini. Beliau adalah sosok pejuang yang pantang menyarah lebih-lebih yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan umat. Ada salah satu suri teladan dari kehidupan beliau yang senantiasa kami jadikan contoh dalam kehidupan dilingkungan pondok maupun diluar pondon yaitu keberhasilan almarhum dalam belajar dikarenakan beliau sangat menghormati ilmu yang didapat dari gurunya, yaitu dengan cara mengamalkan ilmu yang diperoleh itu. Satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah melalui pondok pesantren ini yang berumur        tahun ini beliau telah berhasil mengembangkan ilmu kepada murid-muridnya sehingga kini telah tersebar dimana-mana.

Kalau dilihat masa beliau belajar, memang relative singkat, 3 tahun di Makkah dan beberapa tahun didalam asuhan orang tua beliau, namun karena kesungguhan didalam menggali ilmu, akhirnya tampaklah keberkahan dan manfaat ilmu yang dimiliki. Beliau sangat menghormati guru-gurunya, karena menurut beliau kalau seseorang sudah menjadi terhormat dalam hidupnya dia tetap dituntut untuk menghormati guru. Beliau selalu menziarahi guru-guru yang masih hidup minimal setahun sekali dan terhadap guru-gurunya yang sudah meninggal beliau ziarahi kuburnya.
Hal lain yang menonjol dari kepribadian almarhum adalah kasih sayangnya dengan para santri. Beliau mengingin kan santrinya rajin dalam belajar hingga berhasil dan pandai menyampaikan ilmunya kepada orang lain. Siang dan malam selalu berada di tengah-tengah santrinya. Kalau ada yang bermain-main, beliau tegur dengan bahasa yang lembut diiringi nasehat yang halus pula. Beliau sangat dikenal dikalangan ulama. Disamping selalu dating berkunjung kepada mereka, tak jarang kesempatan itu digunakan untuk bertukar pikiran, lebih-lebih pada masalah keagamaan. Beliau cukup dekat dengan KH. Hasyim Asy'ari , Jombang serta KH. Abdussomad, mufti kerajaanPontianak. Beliau mempersilahkan siapa saja pejabat yang mau datang. Kalau mereka ingin memberi donasi untuk pondok, beliau dengan suka menerimanya selama tidak mengikat. Kepada para kadernya beliau berpesan agar selalu berusaha untuk menghidupkan pondok, bukan sebaliknya untuk mencari penghidupan didalam pondok. Beliau memang sosok pribadi yang istemewa, istiqamah, disiplin, tawadhu dan disertai semangat ikhlas berkorban, tidak ada keinginan menggapai kemewahan duniawi. Dengan cirri kepribadian yang demikian sehingga untuk kepentingan agama, beliau tidak segan-segan mengorbankan kepentingan pribadinya. Salah satu contoh, beliau tebang kebun cengkeh milik pribadi demi pembangunan pesantren putri. Bahkan selama hidupnya, beliau tidak pernah memiliki kendaraan pribadi. Demikianlah selama 37 tahun beliau berjuang untuk membangun serta membina Ibnul Amin dan santri-santrinya hari demi hari lembaran hidupnya dihabiskan untuk Li I'laaikalitillah hingga usia senja.
Berpulang Kerahmatullah
Keuzuran tampak bertambah, sakit paru-paru beliau makin hari makin parah meskipun pengobatan secara intensif selalu diupayakan. Dari RSU Banjarmasin, Surabaya bahkan sampai Jakarta. Hingga pada saatnya, hari minggu, jam 08.45 tanggal 21 Zulhijjah 1415 H. atau 21 Maret 1995 beliau menghembuskan nafas terakhir dalam pangkuan anak istrinya dan murid-muridnya, dalam usia 82 tahun 4 bulan 28 hari. Dikebumikan pada sore harinya dengan diantarkan oleh ribuan umat Islam ke tempat peristirahatan terakhir jam 3 sore dipemakaman umum Pamangkih, berdampingan dengan orang tua beliau KH. Muhammad Ramli. Dan keluarga Pamangkih berduka, derai air mata tangispun pecah. Para santri seolah tak mampu untuk bicara. Masyarakat terpana karena ditinggalkan sang panutan yang sangat berjasa untuk selama-lamanya. Beliau meninggalkan sesuatu yang sangat berharga, untuk diteruskan, dipelihara dan dijaga oleh generasi berikutnya. Terlalu mahal rasanya untuk ditinggalkan, terlalu sayang kenangan itu untuk dilupakan. Semoga Allah menirima segala amal usahanya. Amin Yaa Rabbal 'Almin.